Teks -- Kisah Para Rasul 3:1-10 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 3:6
Full Life: Kis 3:6 - DEMI NAMA YESUS KRISTUS ... BERJALANLAH.
Nas : Kis 3:6
Penyembuhan pengemis yang cacat itu disebabkan oleh kuasa Kristus
yang bekerja lewat para rasul. Yesus mengatakan kepada para pengiku...
Nas : Kis 3:6
Penyembuhan pengemis yang cacat itu disebabkan oleh kuasa Kristus yang bekerja lewat para rasul. Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya tentang mereka yang akan percaya kepada-Nya, " ... demi nama-Ku ... mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit dan orang itu akan sembuh" (Mr 16:17-18). Gereja melanjutkan pelayanan penyembuhan Yesus Kristus dalam ketaatan kepada-Nya. Mukjizat itu terlaksana karena iman "demi nama Yesus Kristus" dan "karunia untuk menyembuhkan" yang bekerja melalui Petrus (lih. 1Kor 12:1,9).
Petrus menyatakan bahwa dia tidak mempunyai emas atau perak, namun dapat memberikan sesuatu yang lebih berharga. Gereja-gereja yang memiliki kemakmuran materi yang memadai sebaiknya merenungkan perkataan Petrus ini. Banyak gereja dewasa ini tidak bisa lagi berkata "Emas dan perak aku tidak punya" dan juga tidak dapat mengatakan "Dalam nama Yesus Kristus dari Nazaret, berjalanlah."
Jerusalem: Kis 3:1 - pukul tiga petang Harafiah: pukul sembilan (bdk Kis 2:15+), ialah waktu korban petang dipersembahkan, bdk Kel 29:39-42; Luk 1:8-10+; Sir 50:5-21; Kis 10:3,30.
Harafiah: pukul sembilan (bdk Kis 2:15+), ialah waktu korban petang dipersembahkan, bdk Kel 29:39-42; Luk 1:8-10+; Sir 50:5-21; Kis 10:3,30.
Var: bangunlah dan berjalanlah, bdk Luk 5:23-24, dll.
Ende -> Kis 3:1
djam tiga sore.
Ref. Silang FULL: Kis 3:1 - tiga petang // dan Yohanes // Bait Allah · tiga petang: Mazm 55:18; Kis 10:30
· dan Yohanes: Luk 22:8; Luk 22:8
· Bait Allah: Kis 2:46
· tiga petang: Mazm 55:18; Kis 10:30
· dan Yohanes: Luk 22:8; [Lihat FULL. Luk 22:8]
· Bait Allah: Kis 2:46
Ref. Silang FULL: Kis 3:2 - sejak lahirnya // pintu gerbang // meminta sedekah · sejak lahirnya: Kis 14:8
· pintu gerbang: Luk 16:20
· meminta sedekah: Yoh 9:8
· Seluruh rakyat: Kis 4:16,21
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 3:1-11
Matthew Henry: Kis 3:1-11 - Orang Lumpuh Disembuhkan
Dalam pasal ini kita dapati sebuah mujizat dan sebuah khotbah. Mujizatnya dikerjakan untuk membuka jalan bagi khotbah, untuk meneguhkan kebenaran ...
- Dalam pasal ini kita dapati sebuah mujizat dan sebuah khotbah. Mujizatnya dikerjakan untuk membuka jalan bagi khotbah, untuk meneguhkan kebenaran ajaran yang akan disampaikan, dan untuk membuka jalan masuk bagi ajaran itu ke dalam pikiran orang banyak. Setelah itu khotbah disampaikan untuk memberi penjelasan tentang mujizat itu, dan untuk ditaburkan di atas tanah yang telah dibajak oleh mujizat tadi.
- I. Mujizat tersebut adalah mengenai penyembuhan seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir, dengan sepatah kata yang diucapkan (ay. Kis 3:1-8), dan kesan yang ditimbulkan oleh peristiwa ini terhadap banyak orang (ay. Kis 3:9-11).
- II. Tujuan khotbah yang disampaikan di sini ialah untuk membawa orang-orang kepada Kristus, supaya bertobat dari dosa mereka karena menyalibkan Dia (ay. Kis 3:12-19), supaya mereka percaya kepada-Nya, karena sekarang Ia telah dimuliakan, dan untuk menggenapi rencana Allah dalam memuliakan Dia (ay. Kis 3:20-26).
- Bagian pertama dari khotbah ini membuka luka, sedangkan bagian selanjutnya mengobati luka tersebut.
Orang Lumpuh Disembuhkan ( Kis 3:1-11)
- Sebelumnya, secara umum kita diberitahu bahwa rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda (2:43), yang tidak ditulis dalam kitab ini. Namun, di sini kita diberikan salah satu contohnya. Bukan kepada setiap orang mereka mengadakan mujizat, karena tidak setiap orang membutuhkannya, melainkan berdasarkan tuntunan Roh Kudus, sesuai dengan tujuan amanat mereka. Demikian pula tidak semua mujizat yang mereka kerjakan ditulis dalam kitab ini, tetapi hanya beberapa saja yang dicatat, menurut yang dipandang pantas oleh Roh Kudus, supaya sesuai dengan tujuan sejarah yang suci ini.
- I. Orang-orang yang pelayanannya mengerjakan mujizat ini adalah Petrus dan Yohanes, dua rasul utama di antara para rasul itu. Mereka juga merupakan murid-murid utama semasa Kristus, yang seorang hampir selalu menjadi juru bicara bagi mereka, sedangkan yang satunya lagi adalah murid yang paling dikasihi oleh sang Guru, dan mereka terus demikian. Setelah ribuan orang itu bertobat dan jemaat pun dibagi dalam beberapa kelompok, mungkin Petrus dan Yohanes memimpin salah satu jemaat di tempat Lukas bergabung. Karena itulah Lukas mencatat perkataan dan perbuatan mereka dengan lebih rinci, sebagaimana kemudian ia mencatat apa yang dikatakan dan dilakukan Paulus ketika ia menyertainya. Kedua catatan itu dimaksudkan sebagai contoh tentang apa yang dikerjakan oleh para rasul yang lain.
- Petrus dan Yohanes masing-masing memiliki seorang saudara laki-laki yang termasuk di antara kedua belas rasul. Dengan saudara mereka itu sendiri mereka dipasangkan ketika diutus. Namun, kelihatannya sekarang hubungan di antara mereka berdua ini terjalin lebih akrab daripada dengan saudara mereka sendiri, karena hubungan pertemanan kadang-kadang lebih erat daripada hubungan saudara: ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. Tampaknya Petrus dan Yohanes memiliki kedekatan khusus setelah Kristus bangkit, bila dibandingkan dengan sebelumnya (Yoh. 20:2). Mungkin alasannya (jika saya boleh menafsirkan sendiri) adalah ini, yaitu bahwa Yohanes, seorang murid yang penuh kasih, dibandingkan murid-murid yang lain, menunjukkan belas kasihan yang lebih besar kepada Petrus setelah ia jatuh, dan bersikap lebih lembut terhadapnya saat ia menangis dengan sedihnya akibat dosanya. Ia menunjukkan kepedulian lebih besar untuk memimpin Petrus ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, yang membuat Petrus sangat mengasihinya sesudah itu. Karena murid yang paling dikasihi Kristus menjadi teman baiknya, itu menjadi bukti yang nyata bahwa Petrus diterima oleh Allah setelah ia bertobat. Setelah jatuh, Daud berdoa, biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu (Mzm. 119:79).
- II. Waktu dan tempat terjadinya peristiwa itu diceritakan di sini.
- 1. Peristiwa itu terjadi di Bait Allah, ke mana Petrus dan Yohanes naik, karena Bait Allah merupakan tempat berkumpulnya orang banyak. Di sanalah terdapat gerombolan ikan-ikan di mana jala Injil harus ditebarkan, khususnya pada masa Pentakosta, sesuai perkiraan kita tentang waktu terjadinya peristiwa ini. Perhatikan, adalah baik jika kita naik ke Bait Allah untuk beribadah bersama. Dan adalah baik untuk pergi ke sana bersama-sama. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: “Mari kita pergi.” Kumpulan yang terbaik adalah kumpulan orang yang menyembah Allah.
- 2. Peristiwa itu terjadi menjelang waktu sembahyang, salah satu waktu ibadah umum yang biasa ditetapkan dan dijalankan di antara orang Yahudi. Waktu dan tempat merupakan dua syarat yang diperlukan dalam setiap tindakan, yang harus ditentukan berdasarkan persetujuan, yang cocok untuk membangun. dalam hal bersembahyang bersama, harus ada rumah doa dan waktu doa. Pukul tiga petang merupakan salah satu jam sembahyang bagi orang Yahudi. Waktu lainnya lagi adalah jam sembilan pagi dan dua belas siang (Mzm. 55:18; Dan. 6:11). Sangat berguna jika orang Kristen secara pribadi memiliki jam-jam doanya sendiri, bukan untuk mengikat, melainkan untuk mengingatkan dirinya sendiri. Segala sesuatu indah pada masanya.
- III. Di sini digambarkan atas siapa mujizat kesembuhan ini dikerjakan (ay. Kis 3:2). Ia adalah seorang pengemis yang miskin dan lumpuh di gerbang Bait Allah.
- 1. Ia adalah seorang lumpuh, bukan oleh karena kecelakaan, melainkan terlahir demikian. Dia lumpuh sejak lahirnya, sebagaimana yang terlihat, oleh karena suatu kelainan yang melumpuhkan, yang melemahkan kakinya, seperti yang digambarkan mengenai kesembuhannya (ay. Kis 3:7), bahwa kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Kejadian-kejadian yang menyedihkan seperti itu kadang-kadang terjadi, karena itu hati kita harus tergugah oleh rasa kasihan. Kejadian-kejadian demikian dimaksudkan untuk menunjukkan kepada kita semua, siapakah kita sesungguhnya secara rohani: lemah, tanpa kekuatan, lumpuh sejak lahir, tidak mampu bekerja atau berjalan untuk melayani Allah.
- 2. Ia adalah seorang pengemis. Karena tidak mampu bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri, ia terpaksa hidup dari sedekah. Demikianlah nasib umat Allah yang miskin. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan oleh teman-temannya di dekat salah satu gerbang Bait Allah, menjadi tontonan yang malang, tidak sanggup berbuat apa-apa bagi dirinya sendiri selain meminta sedekah kepada orang yang masuk-keluar Bait Allah. Di sana ada suatu kerumunan, kerumunan yang terdiri dari orang-orang baik yang saleh, yang dari mereka sedekah bisa diharapkan. Siapa tahu orang-orang dalam kerumunan itu sedang berbaik hati. Di sanalah ia dibaringkan. Barangsiapa berkekurangan tetapi tidak mampu bekerja, tidak boleh malu untuk mengemis. Orang itu tidak akan dibaringkan di sana, dan dibaringkan di sana setiap hari, jika kebutuhan sehari-harinya tidak terpenuhi di sana. Perhatikan, doa dan sedekah kita harus berjalan beriringan. Itulah yang dilakukan Kornelius (10:4). Orang yang membutuhkan sedekah harus kita sambut ketika kita naik ke Bait Allah untuk berdoa. Sangat disayangkan bahwa di antara para pengemis yang biasa ada di pintu gereja, ada yang membuat orang jadi tidak mau bersedekah. Namun mereka tidak selalu harus diacuhkan. Beberapa dari mereka pasti ada yang layak mendapatkan perhatian, dan lebih baik memberi makan lima lebah jantan dan beberapa ekor tabuhan daripada membiarkan seekor lebah kelaparan. Di sini disebutkan nama gerbang Bait Allah di mana ia dibaringkan. Gerbang itu disebut Gerbang Indah, oleh karena kemegahan dan kebesarannya yang luar biasa. Dr. Lightfoot berpendapat bahwa ini adalah gerbang yang mengarah keluar dari pelataran untuk orang bukan-Yahudi menuju ke pelataran untuk orang Yahudi. Menurutnya lagi, orang lumpuh itu hanya meminta-minta kepada orang Yahudi, karena meminta sesuatu dari orang bukan-Yahudi dianggap tidak pantas. Namun, Dr. Whitby menganggapnya sebagai jalan masuk utama ke dalam Bait Suci, dan dihias dengan sangat indah, karena merupakan bagian muka dari sebuah tempat di mana Kemuliaan Ilahi itu berdiam. Adanya orang miskin yang berbaring untuk mengemis di sana tidak mengurangi keindahan gerbang ini.
- 3. Dia mengemis kepada Petrus dan Yohanes (ay. Kis 3:3), meminta sedekah. Ini merupakan hal yang paling diharapkannya dari mereka, yang terkenal sebagai orang-orang yang suka memberi, dan yang meskipun tidak punya banyak harta, berbuat baik dengan apa yang mereka miliki. Baru beberapa minggu sebelumnya, orang buta dan orang timpang mendatangi Kristus di bait tersebut, dan disembuhkan di situ (Mat. 21:14). Jadi, mengapa ia tidak meminta lebih daripada sedekah, apabila ia tahu bahwa Petrus dan Yohanes adalah utusan Kristus, dan berkhotbah serta mengadakan mujizat di dalam nama-Nya? Namun ia telah menerima apa yang tidak dicarinya. Ia meminta sedekah, tetapi menerima kesembuhan.
- IV. Di sini diceritakan cara penyembuhannya.
- 1. Harapannya dibangkitkan. Petrus tidak mengalihkan pandangannya dari orang itu, seperti yang sering dilakukan orang terhadap mereka yang meminta sedekah, tetapi justru mengarahkan matanya kepada orang itu, bahkan menatap dia, supaya matanya bisa membangkitkan belas kasihan di dalam hatinya terhadap orang itu (ay. Kis 3:4). Yohanes juga melakukan hal tersebut, karena mereka berdua dituntun oleh satu Roh yang sama, yang turut bekerja dalam mujizat ini. Mereka berkata, “Lihat-lah kepada kami.” Mata kita harus selalu tertuju kepada Kristus (yaitu mata pikiran kita), supaya dengan demikian, mata tubuh kita bisa diatur dengan benar sebagai orang-orang yang dipakai-Nya menjadi para pelayan kasih karunia-Nya. Orang ini tidak perlu disuruh dua kali untuk melihat kepada kedua rasul itu, sebab ia tahu dengan melihat mereka ia berharap akan mendapat sesuatu dari mereka. Karena itu ia menatap mereka (ay. Kis 3:5). Perhatikan, kita harus menghampiri Allah baik untuk menantikan firman-Nya maupun untuk membawa diri kita kepada-Nya dalam doa, dengan hati yang teguh dan pengharapan yang tinggi. Kita harus menengadah ke sorga dan berharap menerima manfaat dari apa yang difirmankan Allah dari tempat itu dan suatu jawaban penuh damai atas doa yang dipanjatkan ke sana. Aku akan mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu (KJV: Aku akan mengarahkan doaku kepada-Mu, dan aku menengadah – pen.).
- 2. Harapannya akan sedekah tidak terpenuhi. Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, karena itu tidak ada yang dapat kuberikan kepadamu.” Namun, ia menyiratkan bahwa andaikata memilikinya, ia akan memberi orang itu suatu sedekah, bukan tembaga, melainkan perak atau emas. Perhatikan,
- (1) Tidak sering para sahabat dan orang-orang kesayangan Kristus memiliki kelimpahan dalam kekayaan dunia ini. Para rasul sangat miskin, harta mereka hanya sekadar cukup bagi diri mereka sendiri, dan tidak ada kelebihan. Petrus dan Yohanes mendapatkan banyak uang yang dipersembahkan di hadapan mereka, tetapi persembahan itu digunakan untuk memelihara jemaat yang miskin, dan mereka tidak mau mengambilnya sedikit pun bagi kepentingan mereka sendiri, atau menggunakannya untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan para pemberinya. Kepercayaan orang banyak harus dijaga dengan ketat dan setia.
- (2) Banyak orang ingin berderma, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang besar. Sementara yang lain, yang memiliki cukup harta untuk berbuat banyak, tidak memiliki hati untuk berbuat apa-apa.
- 3. Meskipun demikian, bukan berarti pengharapannya sama sekali tidak terpenuhi. Petrus tidak mempunyai uang untuk diberikan kepadanya. Namun,
- (1) Petrus memiliki yang lebih baik, yaitu harta besar dari sorga, kuasa yang sedemikian hebat dari sorga, yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Perhatikan, barangsiapa miskin di dunia bisa saja kaya, sangat kaya, dalam karunia-karunia, dan berkat-berkat serta penghiburan-penghiburan rohani. Pastilah ada sesuatu yang bisa kita miliki yang amat jauh lebih baik daripada perak dan emas. Hasil dan keuntungannya lebih baik (Ayb. 28:12, dst.; Ams. 3:14, dst.)
- (2) Petrus memberinya sesuatu yang lebih baik, yaitu kesembuhan dari penyakitnya, yang dengan senang hati akan ditukarkannya dengan emas dan perak yang melimpah seandainya ia memilikinya, supaya ia bisa sembuh. Kesembuhannya akan memampukan dia untuk bekerja mencari nafkah, supaya tidak perlu lagi mengemis. Bahkan ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan, dan lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Kesembuhan yang diperoleh melalui mujizat akan menjadi contoh yang lebih dahsyat akan pertolongan Allah, serta akan memberikan penghormatan yang lebih besar kepada-Nya, daripada apa yang bisa dilakukan dengan ribuan emas dan perak. Perhatikanlah, ketika Petrus tidak memiliki perak atau emas untuk diberikan, namun, katanya, apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu. Perhatikanlah, siapa yang tidak punya apa-apa untuk diberikan sebagai sedekah, bisa saja, dan sudah semestinya, bersikap murah hati dan menolong orang miskin. Mereka yang tidak memiliki perak dan emas masih memiliki kaki dan indra, dan dengan itu semua mereka bisa menolong orang yang buta, lumpuh dan sakit. Jika mereka tidak melakukan itu, maka seperti halnya ketika ada kesempatan, mereka juga tidak akan memberi perak dan emas andaikata memilikinya. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang. Mari kita lihat sekarang bagaimana kesembuhan itu dikerjakan.
- [1] Kristus menyampaikan firman-Nya dan menyembuhkan dia (Mzm. 107:20). Sebab, karunia kesembuhan diberikan melalui firman Kristus. Ini adalah sarana kesembuhan yang diturunkan dari Kristus. Kristus menyatakan kesembuhan oleh diri-Nya sendiri. Para rasul menyatakan kesembuhan dalam nama-Nya. Petrus menyuruh seorang lumpuh bangkit dan berjalan, yang akan membuat dirinya ditertawai jika tidak mendukungnya dengan pernyataan demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu: “Aku mengatakannya dengan jaminan dari-Nya, dan mujizat itu akan terjadi dengan kuasa dari-Nya, dan semua kemuliaan dan pujian atas hal ini harus diberikan kepada-Nya.” Petrus menyebut Kristus Yesus dari Nazaret, yang merupakan suatu ejekan, untuk menyiratkan bahwa penghinaan yang diberikan kepada Dia di dunia sekarang justru mendatangkan kemuliaan bagi-Nya, yang telah berada di sorga. “Panggillah Dia dengan nama apa saja semaumu, celalah Dia dengan sebutan Yesus orang Nazaret. Namun, di dalam nama itu kamu akan melihat mujizat terjadi. Karena, Ia merendahkan diri-Nya, sehingga Ia disanjung tinggi.” Petrus menyuruh orang lumpuh bangkit dan berjalan, bukan berarti bahwa orang itu memiliki kuasa di dalam dirinya sendiri untuk melakukan hal itu, melainkan berarti jika ia berusaha bangkit dan berjalan, dan dengan mengingat ketidakmampuannya, bergantung pada kuasa ilahi untuk memampukan dia melakukan itu, maka ia akan dimampukan. Selain itu, dengan bangkit dan berjalan, akan terlihat kuasa apa yang bekerja di dalam dirinya, dan setelah itu biarlah ia memperoleh penghiburannya, dan biarlah Allah mendapatkan pujian-Nya. Demikian pula jadinya dengan penyembuhan jiwa kita, yang lumpuh secara rohani.
- [2] Petrus mengulurkan tangannya, dan menolongnya (ay. Kis 3:7): Lalu ia memegang tangan kanan orang itu, dalam Nama yang sama yang dipakainya untuk menyuruh orang itu bangkit dan berjalan, dan membantu dia berdiri. Tidak berarti bahwa hal ini turut berperan dalam kesembuhan orang itu, tetapi itu merupakan suatu tanda, sekadar menyiratkan bahwa pengemis itu harus menerima pertolongan seperti itu dari Allah jika ia mengerahkan kekuatannya sendiri saat berdiri. Ketika Allah dengan firman-Nya memerintahkan kepada kita untuk bangkit dan berjalan menurut perintah-perintah-Nya, maka jika kita menambahkan iman pada firman itu, dan menaruh jiwa kita di bawah kuasa firman-Nya, maka Ia akan memberikan Roh-Nya untuk memegang tangan kita dan membantu kita berdiri. Jika kita berusaha melakukan apa yang bisa kita lakukan, maka Allah telah menjanjikan anugerah-Nya untuk memampukan kita mengerjakan apa yang tidak bisa kita kerjakan. Dan oleh karena janji itu, kita diperbarui, dan anugerah itu tidak akan menjadi sia-sia. Dalam peristiwa ini pun demikian: kuatlah kaki dan mata kaki orang itu, yang tidak akan terjadi jika ia tidak berusaha berdiri, serta ditolong. Dia mengerjakan bagiannya, sedangkan Petrus melakukan bagiannya, namun demikian Kristuslah yang mengerjakan semuanya. Dialah yang menaruh kekuatan di dalam diri orang itu. Sebagaimana roti menjadi berlipat ganda ketika dipecah-pecahkan, dan air menjadi anggur ketika dituangkan, demikian pula kekuatan diberikan kepada kaki orang lumpuh itu ketika ia menggerakkan dan menggunakannya.
- V. Di sini diceritakan kesan yang ditimbulkan oleh kesembuhan itu terhadap si sakit itu sendiri, yang bisa kita pahami dengan baik jika kita menempatkan jiwa kita dalam jiwanya.
- 1. Dia melompat, untuk menaati perintah yang diberikan, bangkitlah. Ia menemukan di dalam dirinya suatu kekuatan yang sedemikian dahsyat pada kaki dan mata kakinya sehingga dia tidak berdiri perlahan-lahan dengan takut dan gemetar, seperti yang dilakukan orang sakit ketika kekuatan mereka mulai pulih. Tetapi ia bangun, seperti orang yang merasa segar sehabis tidur, dengan yakin dan sangat sigap, seperti orang yang tidak ragu akan kekuatannya sendiri. Kekuatan itu masuk secara tiba-tiba, dan tidak kalah cepat pula ia menunjukkannya. Dia melompat, seperti orang yang dengan senang hati turun dari ranjang atau tikar di mana ia telah terbaring lumpuh begitu lama.
- 2. Ia berdiri, dan berjalan. Dia berdiri tanpa bersandar ataupun gemetar, berdiri tegak, dan berjalan tanpa tongkat. Dia melangkah dengan kuat, dan berjalan dengan tegap. Ini tanda nyata dari kesembuhan itu, dan kesembuhannya menyeluruh, tidak setengah-setengah. Perhatikan, barangsiapa mengalami karya anugerah ilahi atas diri mereka harus menunjukkan apa yang mereka alami. Sudahkah Allah menaruh kekuatan di dalam diri kita? Biarlah kita berdiri dengan melakukan ibadah-ibadah kita di hadapan-Nya. Biarlah kita berjalan di hadapan-Nya dalam perilaku hidup yang saleh. Biarlah kita berdiri tegak bagi Dia, dan berjalan dengan sukacita bersama-Nya, dalam kekuatan yang kita ambil dan terima dari-Nya.
- 3. Dia mengikuti Petrus dan Yohanes (ay. Kis 3:11, KJV: Dia memegangi Petrus dan Yohanes – pen.). Kita tidak perlu bertanya mengapa ia memegangi mereka. Saya yakin dia sendiri juga tidak tahu. Namun hatinya begitu melimpah oleh sukacita sehingga ia merangkul mereka karena mereka adalah penolong terbaik yang pernah ditemuinya. Ia menggelayuti mereka dengan begitu kuatnya. Dia tidak mau membiarkan mereka pergi, dan ingin agar mereka tetap bersama dengan dia, sementara ia menceritakan kepada semua orang tentang dirinya, tentang apa yang telah dilakukan Allah baginya lewat mereka. Demikianlah, ia menyatakan perasaannya kepada mereka. Ia memegang mereka, dan tidak mau membiarkan mereka pergi. Ada orang berpendapat bahwa ia memegangi mereka karena takut jika ia tidak melakukannya, jika mereka meninggalkan dia, jangan-jangan ia kembali lumpuh. Mereka yang telah disembuhkan Allah, biasanya mengasihi orang-orang yang dipakai-Nya sebagai alat untuk menyembuhkan mereka. Mereka masih memerlukan pertolongan.
- 4. Dia mengikuti mereka ke dalam Bait Allah. Perasaannya yang kuat terhadap mereka menahan mereka. Tetapi perasaan itu tidak cukup kuat untuk menahan mereka tetap berada di luar Bait Allah, tempat mereka memberitakan Kristus. Kita tidak boleh membiarkan perhatian kita teralih oleh besarnya perasaan kasih yang ditunjukkan oleh teman-teman kita sehingga kita keluar dari jalan tugas kita. Namun demikian, jika Petrus dan Yohanes tidak mau tinggal bersamanya, maka ia memutuskan untuk pergi bersama mereka, dan terlebih lagi karena mereka hendak masuk ke Bait Allah, di mana selama ini ia tidak bisa masuk karena lumpuh dan karena ia adalah seorang pengemis. Seperti orang sakit yang disembuhkan Kristus, ia didapati ada di dalam Bait Allah (Yoh. 5:14). Dia masuk ke Bait Allah, tidak saja untuk menaikkan puji-pujian dan ucapan syukurnya kepada Allah, tetapi juga untuk mendengar lebih banyak dari para rasul tentang Yesus, yang di dalam nama-Nya ia telah disembuhkan. Mereka yang telah mengalami kuasa Kristus harus sungguh-sungguh ingin bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus.
- 5. Di sana dia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Perhatikan, kekuatan yang telah diberikan Allah kepada kita, baik dalam pikiran maupun tubuh, harus membuat kita menjadi puji-pujian bagi Dia, dan kita harus belajar bagaimana meninggikan Dia dengan kekuatan tersebut. Barangsiapa disembuhkan di dalam nama-Nya harus bermegah di dalam nama TUHAN dan kekuatan-Nya (Za. 10:12, KJV: berjalan kian kemari di dalam nama dan kekuatan-Nya” – pen.). Orang ini, segera sesudah ia bisa melompat, melompat penuh sukacita di dalam Allah, dan memuji-muji Dia. Di sinilah firman digenapi (Yes. 35:6): Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa. Karena baru saja disembuhkan, orang ini penuh dengan sukacita dan ucapan syukur. Semua petobat yang sejati berjalan dan memuji Tuhan. Namun mungkin para petobat yang masih muda melompat-lompat lebih lagi dalam puji-pujiannya.
- VI. Berikutnya diceritakan bagaimana orang-orang yang menyaksikan mujizat ini dipengaruhi oleh kejadian itu.
- 1. Mereka sangat yakin akan kebenaran mujizat itu, dan tidak bisa menyangkalnya. Mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah (ay. Kis 3:10). Dia sudah duduk di sana begitu lama sehingga mereka semua mengenalnya. Dan karena inilah dia dipilih sebagai wadah untuk menerima kasih karunia ini. Mereka tidak sedemikian bebal sehingga meragukan bahwa ia adalah orang yang sama, sebagaimana orang Farisi meragukan orang buta yang disembuhkan Kristus (Yoh. 9:9, 18). Sekarang mereka melihatnya berjalan melompat-lompat serta memuji Allah (ay. Kis 3:9), dan mungkin melihat perubahan di dalam pikirannya. Karena sekarang ia memuji Tuhan keras-keras, padahal sebelumnya ia meminta-minta sedekah. Bukti yang paling kuat bahwa ia telah sembuh sepenuhnya adalah bahwa sekarang ia memuji Allah atas kesembuhannya. Belas kasihan disempurnakan ketika dikuduskan.
- 2. Mereka terkejut melihatnya: mereka takjub dan tercengang (ay. Kis 3:10), sangat keheranan (ay. Kis 3:11). Mereka sampai menjadi lupa diri. Tampaknya, akibat pencurahan Roh Kudus, orang-orang itu, setidaknya yang ada di Yerusalem, lebih terkesan oleh mujizat yang dikerjakan para rasul daripada yang dilakukan Kristus sendiri. Dan ini dimaksudkan supaya sesuai dengan tujuan mujizat-mujizat tersebut.
- 3. Mereka berkumpul mengitari Petrus dan Yohanes: seluruh orang banyak itu datang mengerumuni mereka di Serambi Salomo. Sebagian hanya mau memuaskan rasa ingin tahu mereka untuk melihat orang-orang yang memiliki kuasa yang begitu besar. Yang lainnya ingin mendengar mereka berkhotbah, karena menyimpulkan bahwa ajaran mereka pasti berasal dari Allah, sehingga pasti disahkan oleh Allah. Orang-orang itu mengikuti mereka hingga ke Serambi Salomo, salah satu bagian dari pelataran untuk orang bukan-Yahudi, di mana Salomo membangun halaman luar Bait Allah. Atau, mungkin itu suatu ruangan terbuka yang didirikan Herodes di atas pondasi yang sama di mana di atasnya Salomo telah membangun serambi yang dipanggil mengikuti namanya. Herodes membangunnya karena berambisi untuk menjadi Salomo yang kedua. Di sinilah orang-orang itu berkumpul, untuk melihat pemandangan yang luar biasa ini.
SH: Kis 3:1-10 - Kebutuhan utama (Rabu, 26 Mei 1999) Kebutuhan utama
Menjelang waktu sembahyang, Petrus dan Yohanes menuju Bait Allah.
Di depan pintu gerbang, seorang laki-laki lumpuh duduk meminta...
Kebutuhan utama
Menjelang waktu sembahyang, Petrus dan Yohanes menuju Bait Allah. Di depan pintu gerbang, seorang laki-laki lumpuh duduk meminta sedekah kepada setiap orang yang hendak masuk ke Bait Allah; termasuk kepada Petrus dan Yohanes. Bagaimana respons Petrus? Dengan jujur dikatakan bahwa ia tidak mempunyai emas dan perak (baca= uang), namun ia tahu kebutuhan yang sesungguhnya dari orang yang lumpuh ini. Maka Petrus menyembuhkannya dalam nama Yesus. Karena terlalu bergembira, orang itu melompat-lompat kegirangan seraya memuji-muji Allah. Itulah reaksi spontan yang tak dapat dibendung oleh siapa pun yang mengalami kuasa Ilahi.
Pertolongan yang tepat. Pengemis yang lumpuh itu memang membutuhkan uang. Tetapi Petrus melihat bahwa sesungguhnya yang paling dibutuhkannya adalah kesembuhan. Dalam "nama Yesus" Petrus memenuhi kebutuhan tersebut. Apa yang sudah pernah kita lakukan bagi orang-orang yang menderita dan minta pertolongan? Dari kisah ini kita belajar memiliki kepekaan memahami kebutuhan orang-orang yang menderita di sekitar kita. Mereka bukan hanya membutuhkan materi, tetapi juga kesembuhan rohani. Doakanlah mereka.
Doa: Tuhan Yesus, berikanlah kepada kami kepekaan terhadap kebutuhan jiwa orang lain, dan bukan hanya memenuhi kebutuhan material.
SH: Kis 3:1-10 - Pemberian terbaik (Kamis, 12 Juni 2003) Pemberian terbaik
Apa hal terbaik yang pernah Anda berikan kepada orang-orang yang
Anda kasihi? Orang paling malang di dunia adalah orang yang
...
Pemberian terbaik
Apa hal terbaik yang pernah Anda berikan kepada orang-orang yang Anda kasihi? Orang paling malang di dunia adalah orang yang menjawab pertanyaan ini dengan serangkaian daftar benda-benda. Padahal, hal-hal yang berkesan biasa justru adalah yang paling berharga, misal teguran penuh kasih, kasih sayang dalam berbagai ekspresinya, dll.
Si orang lumpuh mendapatkan suatu pemberian yang lebih dari yang ia harapkan. Bukan uang sedekah dari Petrus dan Yohanes, tetapi kesembuhan dari kelumpuhannya dalam kuasa Yesus Kristus, dan yang terpenting kesempatan untuk mendengar berita Injil serta memuliakan Allah. Kisah penyembuhan dirinya menjadi satu batu loncatan bagi rangkaian peristiwa berikutnya: pemberitaan Injil dan pertambahan jumlah orang percaya, penghambatan dan peneguhan yang menguatkan dari Allah (Kis. 3:1-4:31). Menjadi bagian dari rangkaian peristiwa ini jelas lebih berharga daripada mendapatkan nafkah sehari.
Beberapa hal yang dilakukan oleh si orang lumpuh patut kita jadikan teladan. Pertama, hal pertama yang ia lakukan adalah memuji-muji Allah bahkan dalam cara yang sangat ekspresif, karena kesembuhan yang ia alami (ayat 8). Kedua, ucapan syukur dan luapan kegembiraan yang diekspresikannya itu dilakukannya di depan banyak orang. Hal ini adalah sesuatu yang positif karena sangat banyak orang menyaksikan ini dan menjadi takjub karenanya (ayat 9-10). Semua ini layak kita teladani, karena kita telah menerima dari Allah sesuatu yang lebih besar, lebih indah, dan lebih membahayakan dari yang dapat kita bayangkan sebelumnya: keselamatan di dalam Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus.
Renungkan: Keselamatan dan panggilan pelayanan kita adalah pemberian Allah paling berharga yang tidak pernah kita harapkan sebelumnya. Nyatakan syukur Anda melalui tindakan selalu bersaksi dan bersaksi.
SH: Kis 3:1-10 - Kuasa yang menembus batas (Rabu, 10 Juni 2009) Kuasa yang menembus batas
Bagaimana kuasa Roh Kudus berkarya melalui gereja menembus
batas-batas yang dibuat oleh manusia? Melalui kuasa-Nya ata...
Kuasa yang menembus batas
Bagaimana kuasa Roh Kudus berkarya melalui gereja menembus batas-batas yang dibuat oleh manusia? Melalui kuasa-Nya atas para murid-Nya dan juga kepekaan yang dibangun Tuhan dalam diri mereka, sehingga mereka bertindak dalam kuasa-Nya untuk mengubah dunia ini.
Perikop hari ini memperlihatkan bagaimana dua murid Yesus mampu
melihat kebutuhan terdalam seseorang yang lumpuh sejak lahirnya.
Orang itu membutuhkan Tuhan Yesus untuk menjamah hidupnya (ayat
6). Lewat kesembuhan yang dia terima, ia mengalami kasih dan
kuasa Allah yang membuat harkat kemanusiaannya dipulihkan.
Kepekaan itu tidak dimiliki oleh orang-orang lain yang melewati
si lumpuh setiap hari. Bagi mereka, si lumpuh hanyalah realitas
sosial yang wajar, sehingga perhatian dalam bentuk sekadar uang
sedekah untuk menyambung hidup dianggap sudah cukup. Bahkan
mungkin sekali mereka memberikan uang tersebut dengan
mengharapkan berkat Tuhan sebagai imbalan atas 'kesalehan'
mereka. Si lumpuh itu pun pada mulanya berpikir sama. Ia hanya
menaruh harap ada orang yang berbelas kasih untuk kepapaannya
sehingga ia dapat menyambung hidup sehari demi sehari (ayat
Tindakan Petrus dan Yohanes membuka mata orang banyak bahwa Allah berkuasa dan peduli pada manusia, melebihi kepedulian sosial. Tindakan mereka patut menjadi teladan gereja masa kini. Tugas gereja adalah memberitakan kabar baik bahwa Allah peduli dan mengasihi semua manusia, serta mewujudkan kabar baik itu dalam tindakan nyata. Kita saat ini dipanggil untuk melihat dengan kacamata Allah yang peka akan kebutuhan riil setiap manusia, terutama mereka yang menderita. Sudut pandang Allah menembus batas status ekonomi, agama, golongan, suku, budaya, dan ideologi. Belajar dari Petrus dan Yohanes, kita belajar bahwa orang percaya tidak boleh berhenti pada sikap takjub dan tercengang, tetapi mampu melanjutkan karya Allah yang telah dinyatakan itu melalui kepedulian pada sesama.
SH: Kis 3:1-10 - Lebih dari yang diminta (Kamis, 16 Juni 2011) Lebih dari yang diminta
Apakah yang bisa diperbuat oleh seorang laki-laki yang lumpuh -sejak lahir- untuk menghidupi dirinya? Hanya mengemislah cara ...
Lebih dari yang diminta
Apakah yang bisa diperbuat oleh seorang laki-laki yang lumpuh -sejak lahir- untuk menghidupi dirinya? Hanya mengemislah cara yang paling mudah. Terlebih pada zaman para rasul, mungkin belum ada yang terpikir untuk memfasilitasi orang cacat dalam menggali dan mengembangkan potensi dirinya agar ia mampu hidup mandiri, tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain.
Orang lumpuh dalam perikop ini menempati posisi yang strategis untuk meminta-minta, yaitu dekat pintu gerbang Bait Allah (2). Di situ ia akan dilihat dan dilalui oleh orang-orang yang akan masuk dan keluar Bait Allah. Tentu tidak sedikit dari antara orang yang lalu lalang itu berharap mendapat belas kasihan Allah bila mereka memberi sedekah kepada orang miskin.
Petrus dan Yohanes yang datang ke Bait Allah menjelang waktu sembahyang (1) juga menjadi sasaran si orang lumpuh itu (3). Sempat terbersit harapan di hati si orang lumpuh bahwa kedua orang yang datang ke Bait Allah itu akan memberikan sedekah kepada dia (4-5). Namun kedua orang itu justru mengatakan bahwa mereka tidak memiliki harta.
Apa yang terjadi kemudian ternyata melebihi harapan si orang lumpuh itu. Bila sebelumnya ia hanya mengharapkan uang sedekah dari Petrus dan Yohanes, tetapi ternyata ia menerima sesuatu yang jauh lebih baik, yaitu kesembuhan (6-8)! Sungguh menakjubkan. Tentu tak terlintas sedikit pun di dalam pikirannya, bahwa suatu saat ia akan bisa bangkit, berdiri, lalu melompat-lompat (8). Mungkin tak pernah ada harapan itu. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya dan hidup berdasarkan fakta yang menyakitkan itu.
Situasi dan kondisi yang menekan kadang kala membuat kita tak berani berharap. Akibatnya kita hidup dalam keadaan pasrah yang pasif, menerima keadaan tetapi tanpa iman dan pengucapan syukur. Padahal Tuhan menyediakan dinamika dan sukacita hidup yang luar biasa, bila kita mau berjalan dalam iman. Karena itu jangan takut meminta kepada Tuhan. Bukan tidak mungkin Ia akan memberikan jawaban yang jauh lebih indah daripada yang kita harap dan doakan.
SH: Kis 3:1-10 - Mukjizat Nyata Jika Percaya (Rabu, 23 Mei 2018) Mukjizat Nyata Jika Percaya
Gerbang indah terletak pada pintu gerbang Bait Allah di Yerusalem. Di sana duduk seorang lumpuh yang meminta sedekah dari...
Mukjizat Nyata Jika Percaya
Gerbang indah terletak pada pintu gerbang Bait Allah di Yerusalem. Di sana duduk seorang lumpuh yang meminta sedekah dari setiap orang yang datang beribadah ke Bait Allah. Si Lumpuh memilih tempat tersebut karena ia beranggapan bahwa setiap orang yang beribadah memiliki belas kasihan dalam hatinya. Saat melihat kondisi tubuhnya, mereka pasti akan memberikan sedekah.
Ketika Petrus dan Yohanes memasuki Bait Allah, mereka melihat orang lumpuh itu dan menatapnya sebentar. Mereka bertiga saling menatap. Tatapan mata Si Lumpuh mengharapkan kedua rasul itu mau memberikan uang. Sedangkan tatapan mata Petrus dan Yohanes menghendaki agar orang lumpuh itu sembuh dan menjadi orang yang berguna di masyarakat. Itu sebabnya Petrus tidak menawarkan emas dan perak, melainkan nama dan kuasa Yesus. Saat itu pun mukjizat Allah terjadi. Kesembuhan yang dialami oleh Si Lumpuh membuat dirinya kegirangan dan memuji kebaikan Allah.
Kuasa Allah tidak pernah berubah, baik pada masa lampau, masa kini, maupun masa depan. Kuasa Allah itu hadir dalam kematian dan kebangkitan Yesus. Walaupun Yesus sudah naik ke Surga, namun karya-Nya masih hadir di tengah-tengah umat-Nya melalui para rasul. Para rasul dan pengikut Yesus melanjutkan misi keselamatan Allah bagi orang Yahudi dan non Yahudi. Hal itu terlihat pada kasus orang lumpuh. Kesembuhan orang lumpuh mengingatkan mereka bahwa Allah Israel tidak pernah meninggalkan umat-Nya.
Selain itu, orang lumpuh dapat dilihat juga sebagai gambaran kita sebagai orang berdosa, yang tidak berdaya dan putus asa. Hanya Yesus yang dapat memberikan arah dan tujuan yang pasti, yaitu nama-Nya yang kudus (6). Karena itu, setiap jawaban dari doa kita terletak pada nama Yesus (Yoh. 14:13).
Dalam setiap pergumulan, marilah kita memandang kepada kematian dan kebangkitan Yesus. Sebab di sanalah pusat hadirnya kuasa Allah. Saat kita percaya pada kuasa nama Yesus, maka mukjizat Allah akan menjadi nyata dalam kehidupan orang percaya. [JMN]
Utley -> Kis 3:1-10
Utley: Kis 3:1-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 3:1-101 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 2 Di...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 3:1-10
1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" 7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat- lompat serta memuji Allah. 9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Kis 3:1 "Petrus dan Yohanes ke Bait Allah" Ini adalah sebuah IMPERFECT ACTIVE INDICATIVE. Adalah merupakan kebiasaan semua orang untuk pergi ke Bait Allah tiap hari (lih. Luk 24:53; Kis 2:46). Para pengikut mula-mula Yesus di Palestina berbakti (1) di Bait Allah (setidaknya pada hari-hari khusus kalau tidak setiap hari);
□ di sinagoga setempat (tiap Sabat); dan (3) bersama sesama orang percaya di hari Minggu. Ini adalah polanya untuk kurun waktu yang lama. ORang-orang percaya ini tidak melihat adanya perbedaan antara iman mereka dalam Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan dengan Yudaisme. Mereka memandang diri mereka sebagai "orang atau jemaat Israel" Inilah mengapa mereka memilih nama ekklesia bagi kelompok mereka. Dalam Septuaginta inilah bagaimana frasa perjanjian Ibrani, "jemaat/umat (qahal) Israel" diterjemahkan.
Orang Yahudi mengambil langkah resmi setelah kejatuhan Yerusalem dan melembagakan suatu rumusan sumpah (menolak Yesus sebagai Mesias) untuk membatasi keanggotaan di sinagoga-sinagoga lokal. Inilah ketika gereja memperkuat hari kebaktiannya sendiri di hari Minggu (hari untuk memperingati kebangkitan Yesus; hari Yesus nampak tiga kali kepada para murid di Ruang Loteng).
Yohanes sering disebutkan bersama Petrus dalam Kisah (lih. Kis 1:13; 3:1,3,4,11; 4:13,19; 8:14). Tentu mungkin saja gereja mula-mula di Yerusalem memiliki kelompok para pemimpin yang mewakili sudut-sudut pandang dan penekanan yang berbeda dari injil. Kemungkinan Petrus dan Yohanes lebih terbuka kepada penginjilan orang Bukan Yahudi (lih. ay. Kis 3:8,10), sementara Yakobus (saudara tiri Yesus) lebih disebut bersama dengan suatu elemen Yahudi konservatif. Semua ini berubah sampai batas tertentu setelah Konsili Yerusalem di Kis 15.
□ "menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang" Ini menyatakan sembilan jam setelah matahari terbit. Orang Yahudi (yaitu Farisi) secara tradisionak berdoa setiap Kis 9 pagi, 12 siang Kis 3 siang (kemungkinan berdasarkan Mazm 55:17). Naskah ini menunjuk pada waktu korban petang, yang adalah Mazm 3 siang (korban padi adalah Mazm 9 pagi). Banyak orang akan ada di Bait Allah pada waktu ini (lih. Kis 10:30).
Kis 3:2 "seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya" Seluruh pengunjung tetap Bait Suci mengetahui kondisi laki-laki ini ("selalu di usung" adalah sebuah IMPERFECT PASSIVE); oleh karena itu, tidak ada kemungkinan penipuan dalam kesembuhan tersebut (lih. Kis 3:10; 4:22). Ini adalah suatu penggenapan nubuatan keMesiasan PL (lih. Yes 35:6). Orang Yahudi menginginkan suatu tanda; Yesus memberikan banyak tanda, jika saja merika memiliki mata untuk melihat.
Ini adalah paradoks yang mengejutkan dari orang yang sakit yang sehari-hari duduk di rumah Allah. Pada kenyataannya, malah ada pelarangan terhadap orang-orang semacam ini untuk berpartisipasi aktif dalam kebaktian (yaitu melayani sebagai imam-imam, lih. Im 21:16-24). Injil menawarkan suatu hari baru. Bahkan seorang Sida-sida (tanpa batasan jasmaniah) dari Etiopia (tanpa halangan rasial) disambut dalam Kerajaan (lih. Kis 8:26-40).
□ "pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah" Lokasi tepatnya dari gerbang ini tidak jelas. Ini mungkin adalah Gerbang Nikanor yang terbuat dari kuningan Korintus (Flavius Yosefus, Antiq. 15.11.3; Peperangan-peperangan 5.5.3). Ini terbentang dari Halaman Orang Bukan Yahudi ke Halaman Wanita. Ini merupakan bagian sebelah timur bait suci, menghadap Bukit Zaitun, dekat dengan Serambi Salomo.
□ "untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk" Sedekah atau pemberian kepada orang miskin, adalah bagian iman Yahudi yang merupakan keharusan (lih. Mat 6:1-4; Luk 11:41; 12:33; Kis 10:2,4,31; 24:17). Biasanya uang dikumpulkan secara mingguan dalam sinagoga-sinagoga lokal dan makanan-makanan di bagi- bagikan, namun tampaknya beberapa orang mengemis secara haraian dala wilayah Bait Suci itu sendiri.
Kis 3:3 Motif manusia aslinya hanyalah uang (lih. ay. Kis 3:5).
Kis 3:4 "Mereka menatap" Lihat catatan pada Kis 1:10.
□ "lihatlah kepada kami" mereka menginginkan perhatiannya yang tak terbagi (blepō adalah dalam suatu bentuk AORIST ACTIVE IMPERATIVE).
Kis 3:5 Para Rasul tidaklah kaya secara keuangan, namun mereka memiliki akses pada sumber-sumber rohani dari Allah (lih ay. Kis 3:6).
Kis 3:6 "Demi Nama Yesus Kristus" "Nama" adalah sebuah ungkapan Ibrani yang berbicara tentang sifat seseorang (lih. Luk 9:48,49; 10:17; 21:12,17; 24:47). Ini pasti merupakan kejutan bagi orang ini. Yesus adalah seorang penjahat yang baru-baru saja dihukum salib, yang oleh orang asing ini (yaitu Petrus) disebut "Mesias" (yaitu "Kristus, yang adalah terjemahan Yunaninya).
□ "Orang Nazaret" Lihat Topik Khusus pada Kis 2:22.
□ "berjalanlah" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Petrus dan Yohanes, seperti Yesus, menggunakan suatu kesempatan bertemu untuk mendemonstrasikan kasih dan kuasa Allah dan juga untuk meneguhkan berita injil (lih. ay. Kis 3:9). Penyembuhan inimenarik perhatian para penyembah Yahudi (lih. ay. Kis 3:12dst).
Kis 3:7 Ini adalah sebuah catatan saksi mata dari beberapa peristiwa yang berkaitan. Seseorang yang ada di sana memberitahikan pada Lukas tentang hal ini secara rinci dan jelas.
□ "seketika itu" Ini adalah istilah Yunani parachrēma. Lukas menggunakannya sepuluh kali dalam injilnya dan enam kali dalam Kisah (lih. Kis 3:7; 5:10; 12:23; 13:11; 16:26,33). Kata ini hanya dgunakan dua kali dalam Matius dan tidak di gunakan di bagian lain lagi dalam PB. Kata ini beberapa kali digunakan dalam Septuaginta. Lukas sering menggunakan ungkapan-ungkapan dan istilah-istilah dalam terjemahan Yunani dari PL Ibrani ini. Ia pasti mengetaui PL dengan baik, kemungkinan dari hubungannya dengan Raul Paulus atau keterlibatan dalan katekisasi Kristen bersama orang-orang percaya baru.
Kis 3:8 "Ia melonjak berdiri" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE PARTICIPLE (lih. ay. Kis 3:9). Orang ini mulai berjalan di sekitar Bait Suci. Betapa merupakan kesempatan untuk membagikan Kabar Baik!
Kis 3:10 Mereka mengenal orang ini (IMPERFECT ACTIVE INDICATIVE, mereka mulai mengenalinya). Ia bukanlah seorang asing atau pengunjung. Mereka telah melihatnya di gerbang hari demi hari, dan melewatinya! Namun demikian, para wakil Yesus tidak sekedar lewat, mereka bertindak dalam kuasa Pentakosta!
□ "mereka menjadi (dipenuhi dengan)" Lukas sering memakai istilah ini. Manusia bisa "dipenuhi"dengan banyak hal (yaitu bercirikan).
- 1. kemarahan, Luk 4:28; 6:11
- 2. rasa takut, Luk 5:26
- 3. kecemburuan, Kis 5:17; 13:45
- 4. kebingungan, Kis 19:29
- 5. ketakjuban dan kekaguman, Kis 3:10
- 6. Roh Kudus, Luk 1:15,41,67; Kis 2:4; 4:8,31; 9:17; 13:9
Petrus dan Yohanes menginginkan orang-orang yang tercengang ini (ia mendapatkan perhaian mereka) untuk dipenuhi dengan injil!
□ "takjub dan tercengang" Hal-hal ini juga lazim dalam tulisan-tulisan Lukas.
- 1. taksjub, thambos, Luk 3:6; 5:9; Kis 3:10 dan ekthambos dalam Kis 3:11
- 2. tercengang
- a. ekstasis, Luk 5:26; Kis 3:10; 10:10; 11:5; 22:17
- b. existēmi, Luk 2:47; 8:56; 24:22; Kis 2:7,12; 8:9,11; 9:21; 10:45; 12:16
Kasih dan tindakan Allah selalu menyebabkan kekaguman (kata-kata Yunani ini digunakan dalam Septuaginta bagi takut dan kagum akan Allah, lih. Kej 15:12; Kel 23:27; Ul 28:28).
Topik Teologia: Kis 3:1 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Pengemis Lumpuh Memuji Allah
Kis 3:1-10
Berkomunikasi dengan Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Pengemis Lumpuh Memuji Allah
- Kis 3:1-10
- Berkomunikasi dengan Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
Topik Teologia: Kis 3:4 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah
Memuji Allah
Contoh-contoh Memuji Allah
Pengemis Lumpuh ...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Memuji Allah
- Contoh-contoh Memuji Allah
- Pengemis Lumpuh Memuji Allah
Topik Teologia: Kis 3:6 - -- Yesus Kristus
Nama Kristus
Orang-orang Percaya Mengalami Banyak Hal di dalam Nama Yesus
Orang-orang Percaya Melakukan Mujizat dan ...
- Yesus Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
- Contoh Mujizat-mujizat
- Mujizat-mujizat Penyembuhan Keselamatan dan Restorasi
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
Topik Teologia: Kis 3:7 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
Contoh Mujizat-mujizat
...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
- Contoh Mujizat-mujizat
- Mujizat-mujizat Penyembuhan Keselamatan dan Restorasi
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Memuji Allah
- Contoh-contoh Memuji Allah
- Pengemis Lumpuh Memuji Allah
Topik Teologia: Kis 3:8 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
Contoh Mujizat-mujizat
...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
- Contoh Mujizat-mujizat
- Mujizat-mujizat Penyembuhan Keselamatan dan Restorasi
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
TFTWMS: Kis 3:1 - Yang Menolong YANG MENOLONG (Kis 3:1)
Pasal 3 dimulai dengan, "Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes...
YANG MENOLONG (Kis 3:1)
Pasal 3 dimulai dengan, "Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah" (ay. 1). Sebelumnya, Petrus dan Yohanes adalah teman memancing ikan (Lukas 5:10), lalu mereka menjadi pengikut Yesus, dan akhirnya menjadi bagian dari murid-murid Yesus lingkaran dalam (Matius 17:1). Mereka pernah bekerja sama mempersiapkan perayaan Paskah (Lukas 22:8); mereka pernah lari bersama untuk melihat kubur yang kosong (Yohanes 20:3, 4). Kini kedua sahabat itu pergi bersama-sama ke Bait Allah.
Kebanyakan penafsir mengira bahwa karena Petrus dan Yohanes perginya pada "waktu sembahyang," maka kepergian mereka ke Bait Allah adalah untuk tujuan khusus bersembahyang. Mungkin benar begitu; bagaimanapun juga, tidak ada apapun dalam teks itu yang mengharuskan kita berkesimpulan seperti itu. 1Para rasul dan umat Kristen lainnya setiap hari berkumpul dalam Bait Allah (2:46)—di Serambi Salomo (Kisah 5:12)—sebab (1) itu adalah satu-satunya lokasi di dalam kota yang cukup besar untuk menampung mereka semuanya,2dan (2) itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang perlu mendengar tentang Yesus. Untuk mencari tahu mengapa Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah pada kesempatan itu, kita perlu bertanya apakah yang mereka lakukan sewaktu tiba di sana. Mereka menyembuhkan seorang laki-laki, yang memberi mereka kesempatan untuk memberitakan Yesus. Tujuan utama Yohanes dan Petrus pergi ke Bait Allah mungkin untuk memberitahu orang banyak bahwa Yesus adalah Kristus (lihat 5:20, 21).
Jika itu adalah tujuan utama mereka, mengapakah mereka datang pada "pukul tiga petang, waktu sembahyang"? Mereka memilih waktu itu sebab mereka telah mengetahui bahwa orang banyak akan berkumpul di Bait Allah. Orang Yahudi berkumpul di Pelataran Wanita3 tiga kali sehari untuk berdoa4. Salah satu waktunya adalah pada pukul tiga petang.
TFTWMS: Kis 3:2 - Yang Ditolong YANG DITOLONG (Kis 3:2)
Selagi Petrus dan Yohanes berjalan ke Bait Allah, orang lain sudah ada di situ, seorang yang menghabiskan waktunya setiap men...
YANG DITOLONG (Kis 3:2)
Selagi Petrus dan Yohanes berjalan ke Bait Allah, orang lain sudah ada di situ, seorang yang menghabiskan waktunya setiap menit dari setiap hari di dalam kompleks Bait Allah—bukan untuk beribadah tetapi untuk bertahan hidup.
Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah5kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah6(ay. 2).
Istilah "Bait Allah" digunakan untuk mengacu kepada seluruh bagian bangunan, sehingga kita dapat yakin dimanakah laki-laki ini ditempatkan. Boleh dibilang, hanya di bangunan kudus di tengah-tengah kompleks inilah—di dalamnya terdapat Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus—Bait Allah itu terletak. Namun begitu, secara umum, seluruh bagian Bait Allah yang kudus— termasuk Pelataran Wanita dan Pelataran Israel—diacu sebagai Bait Allah. Tetapi untuk mengatakan keseluruhan bangunan itu sebagai Bait Allah—termasuk Pelataran Non-Yahudi—adalah sudah biasa. Kemungkinan, yang dimaksud di sini adalah area kudus Bait Allah, dan pengemis itu diletakkan di jalan masuk menuju Pelataran Wanita, dimana orang-orang berkumpul untuk berdoa,7dekat dengan gerbang "Indah."
Menurut para pakar sejarah zaman dahulu, ada sembilan gerbang yang mengarah ke bagian kudus Bait Allah. Delapan di antaranya tingginya sekitar 14 meter; yang satu, gerbang utama menuju Pelataran Wanita, tingginya sekitar 23 meter. Gerbang ini, yang dalam beberapa tulisan kuno disebut Gerbang Nicanor, terbuat dari perunggu Korintus. Gerbang ini dikatakan merupakan hasil kepiawaian kerja yang indah sekali sehingga "nilainya jauh melebihi gerbang-gerbang yang dilapisi dengan perak dan disepuh dengan emas."8Gerbang ini menghadap ke timur; di pagi hari, sinar matahari yang pertama muncul memantulkan perunggu itu dalam kemegahan yang gemerlapan. Kebanyakan pakar percaya gerbang inilah yang disebut gerbang "Indah."
Dekat gerbang ini ada seorang laki-laki "yang lumpuh sejak lahirnya." Waktu orang ini dilahirkan, kaki dan mata kakinya tidak berkembang dengan baik.9Ia tidak dapat berdiri, apalagi berjalan. Pada waktu itu tekhnologi kedokteran yang kita miliki sekarang belum ada. Jika seorang dilahirkan lumpuh, maka selamanya ia akan lumpuh. Selanjutnya, jika seseorang tidak dapat berjalan, ia juga tidak dapat bekerja.10
Untuk menghargai kisah ini, Anda perlu memahami sosok orang ini dalam benak Anda. Ia, "lebih dari empat puluh tahun umurnya" (4:22); kemungkinan sosoknya itu terlihat 50 atau 60 tahun. Lihatlah ke kaki orang itu, sepasang kaki yang belum pernah ia gunakan selama 40 tahun umurnya. Otot-ototnya tidak berkembang; kaki itu sedikit lebih menyerupai kulit mengkerut yang membungkus tulang yang rapuh. Oleh sebab itu, seperti juga pada masa sekarang, para pengemis sering secara menyolok mempertontonkan kecacatannya untuk memperoleh simpati. Laki-laki ini mungkin mengenakan pakaian yang memungkinkan para pejalan kaki dapat melihat kakinya yang kisut. Bukanlah suatu kebetulan bahwa Petrus dan Yohanes menyembuhkan laki-laki khusus ini pada hari yang khusus juga. Penyembuhan ini bukan akibat dari rasa simpati yang didasarkan pada perasaan hati rasul-rasul itu. Petrus dan Yohanes mungkin sudah melewati orang ini ratusan kali; mereka dapat menyembuhkan dia pada pelbagai kesempatan sebelumnya. Mereka menyembuhkan pengemis khusus ini (daerah itu dipenuhi oleh banyak pengemis) pada kesempatan khusus untuk pelbagai alasan tertentu: (1) Ia sudah lama berada di situ sehingga semua orang sudah kenal dia (3:10, 16), (2) Sifat dari penderitaannya adalah sedemikian rupa sehingga waktu ia disembuhkan, tidak akan timbul pertanyaan bahwa mujizat sejati telah terjadi (4:16), (3) Tidak ada jalan lain bagi rasul-rasul itu untuk dapat mengumpulkan orang banyak dengan cepat dan meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Kristus.11
Tidak diragukan lagi, hari-hari yang telah dilalui oleh pengemis itu seperti ribuan hari-hari sebelumnya. Tidaklah sulit untuk merekonstruksi hari-harinya itu. Pagi-pagi12sekali ia bangun dan berjuang keras untuk menggapai pakaiannya yang telah usang, kotor, dan berbau—sambil berusaha mengabaikan rasa lapar yang pedih yang menggerogoti usus perutnya.13Ia memasukkan kantong uang yang kosong dan roti kering yang berjamur ke dalam jubahnya, lalu ia meraup segenggam debu dari lantai yang kotor dan menggosok-gosokkanya ke muka, kaki, dan punggung tangannya. 14Ia baru saja selesai melakukan hal itu sewaktu beberapa orang menghampiri dia untuk dibawa ke Bait Allah.15Melalui jalan-jalan yang sempit mereka membopong dia ke Serambi Salomo yang ramai dilalui orang, sebelum pergi mereka menempatkan pengemis itu di tempat yang biasa. Lalu ia mengatur kaki cacatnya agar memberikan kesan yang maksimum, memasang muka sedih, merentangkan tanganya yang kotor, dan mulai meratap, "Sedekah untuk orang miskin, sedekah untuk orang miskin." Hari itu hanyalah hari lain dari hari-harinya yang kelabu dan tanpa harapan. Ia tidak menyadari bahwa hari itu akan menjadi hari yang berbeda dari hari-hari sebelumnya—sebab ia akan segera menjadi bagian dari rencana dan tujuan Yesus.
TFTWMS: Kis 3:3-6 - Yang Berpengharapan YANG BERPENGHARAPAN (Kis 3:3-6a )
Saat itu adalah saatnya untuk korban senja. Dompet lusuh di dalam jubah si pengemis masih kosong.16Jika orang-orang...
YANG BERPENGHARAPAN (Kis 3:3-6a )
Saat itu adalah saatnya untuk korban senja. Dompet lusuh di dalam jubah si pengemis masih kosong.16Jika orang-orang yang datang untuk berdoa itu tidak bermurah hati, maka malam itu akan menjadi seperti malam lainnya yang panjang, lapar, dan sulit tidur.17Dua orang yang wajahnya sudah dikenal datang mendekat. "Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah" (3:3). Lalu sesuatu yang luar biasa terjadi. "Mereka menatap dia dan Petrus berkata: 'Lihatlah kepada kami'" (ay. 4). Umumnya, mereka yang lewat tidak benar-benar menatap laki-laki itu; mereka mungkin melihat sekilas ke ara dia, tetapi itu saja. Bahkan mereka yang memberi sedekah tidak berlama-lama di situ; dengan terburu-buru mereka meletakkan koin recehan ke telapak tangannya dan segera pergi. Dalam hal ini, si pengemis juga tidak benar-benar melihat ke arah mereka yang lewat. Matanya tidak pernah istirahat, selalu mencari orang-orang yang paling mungkin untuk menolong. Namun begitu, dua orang laki-laki ini berhenti di hadapannya, lalu menatap dia. "Lihatlah kepada kami!" kata yang lebih besar badannya.
"Lalu orang [pengemis] itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka" (ay. 5). Mungkin ia akan mendapat makan malam sebelum pulang ke rumah! "Tetapi Petrus berkata: 'Emas dan perak tidak ada padaku'"18(ay. 6a). Kekecewaan pasti telah meliputi pengemis tersebut. Sikap luar biasa dua orang rasul itu telah menimbulkan harapannya akan menerima sedekah yang cukup besar; namun sekarang ia diberitahu bahwa mereka itu sama miskinnya dengan dirinya!
Simaklah bahwa yang diharapkan orang lumpuh itu adalah uang, bukan penyembuhan. Dalam nas itu bahkan sama sekali tidak ada gagasan yang menunjukkan bahwa sebelumnya orang lumpuh itu telah beriman kepada Yesus, setidak-tidaknya "iman untuk disembuhkan." Dalam khotbah Petrus yang belakangan, ia menyatakan bahwa laki-laki itu disembuhkan "karena kepercayaan dalam nama Yesus" (3:16), tetapi, seperti yang akan kita lihat, acuannya adalah kepada iman para rasul, bukan iman orang yang telah disembuhkan. Belakangan, ketika Paulus menyembuhkan orang laki-laki dalam keadaan yang sama, teks itu menyatakan bahwa orang yang disembuhkan itu mempunyai iman (lihat 14:9),19namun dalam Kisah 3 tidak ada pernyataan seperti itu. Saya menekankan hal ini karena sekarang ini sewaktu mereka yang dikenal sebagai "penyembuh" tidak dapat menyembuhkan seseorang, tanpa kecuali mereka akan menyalahkan orang yang membutuhkan penyembuhan tersebut: "Ia tidak mempunyai cukup iman."20Dalam Perjanjian Baru, iman orang yang diberkati dengan kemampuan mujizatiah adalah penting (Markus 16:17, 18), sedangkan iman orang yang membutuhkan mujizat tidaklah penting.21 Kisah 3 tidak memberi petunjuk bahwa orang lumpuh itu mempunyai iman. Yang ia sedang harapkan adalah uang, bukan penyembuhan—sebuah pengharapan yang buyar sewaktu Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku."
TFTWMS: Kis 3:6 - Penyembuhan PENYEMBUHAN (Kis 3:6b-8a )
Namun begitu, Petrus belum selesai: "tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: ...." (ay. 6b). Anda dan saya...
PENYEMBUHAN (Kis 3:6b-8a )
Namun begitu, Petrus belum selesai: "tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: ...." (ay. 6b). Anda dan saya mungkin tidak mempunyai perak dan emas, namun kita selalu punya sesuatu yang dapat digunakan untuk melayani Allah; bakat, waktu, dan tenaga. Allah meminta kita untuk menggunakan apa yang kita "miliki." Dalam kasus ini, Petrus mempunyai sesuatu yang lebih berharga daripada perak dan emas. Ia melanjutkan: "Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Inilah kali pertama nama Yesus digunakan dalam kaitannya dengan penyembuhan, namun ini bukan untuk yang terakhir kalinya.22
Biarlah hal ini dipahami dengan jelas bahwa ungkapan "dalam nama Yesus Kristus" bukanlah sebuah jampa-jampi mistik yang digunakan para rasul.23Menyembuhkan "dalam nama Yesus Kristus" sama artinya dengan menegaskan bahwa Yesus sendiri bertanggung jawab atas penyembuhan itu! Petrus dan Yohanes ikut hadir sewaktu Yesus berkata kepada seorang laki-laki lumpuh, "bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" (Markus 2:11). Mereka telah menyaksikan tatapan takjub ketika laki-laki itu bangun, menggulung tikarnya, dan berjalan ke luar pintu. Mereka tidak ragu-ragu bahwa Yesus masih memiliki kuasa untuk menyembuhkan.
Sudah tentu pengemis itu pernah mendengar nama Yesus, 24namun kemungkinan ia tidak punya gagasan mengapa nama yang kontroversial itu dikaitkan dengan masalah jalan. Ia pasti mengira Petrus sedang mengolok-olok dia. Jika ia dapat berjalan, mengapakah ia harus menderita penghinaan mengemis uang selama dua puluh tahun?
Ketika laki-laki itu tidak bergerak, Petrus mengulurkan tangan. "Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu"25(ay. 7). Pada tahun-tahun yang akan datang, laki-laki ini niscaya akan ingat bagaimana rasanya ketika kekuatan mengalir ke dalam kaki dan mata kakinya hingga ke betis, dan terus ke pinggulnya.
Sekali lagi saya ingin Anda membayangkan adegan ini. Ingatkah Anda pada kaki dan mata kaki yang cacat, kurus kering, dan kecil? Lihatlah kaki itu diluruskan dan disempurnakan di hadapan Anda! Allah mengisi kerangka tulang itu, membentuk otot-otot dan urat dagingnya, memulihkan pembuluh darahnya yang rusak, mengaktifkan ujung-ujung sarafnya yang mati, dan membuat sendi-sendinya yang beku bergerak—semuanya terjadi dalam sekejab! Ini adalah sebuah mujizat yang setiap orang dapat lihat! Ini adalah sebuah mujizat yang tak seorang pun dapat menyangkalnya!
Mujizat itu lebih dari hanya sekedar menyembuhkan daging dan tulang. Ketika pengemis itu merasakan kekuatan menjalar ke seluruh tubuhnya, ia melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya: "Ia melonjak berdiri26lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah" (ay. 8; huruf miring oleh saya). Kemampuan laki-laki itu untuk berjingkrak-jingkrak, dan melompat-lompat dengan seketika adalah sama menakjubkannya dengan menguatnya kaki dan mata kakinya. Sewaktu saya masih bayi, saya harus belajar jalan; itu memerlukan waktu beberapa lama. Belakangan saya belajar melompat. Laki-laki ini, yang tidak pernah jalan, secara tiba-tiba dapat berjalan dan melompat-lompat. Jika seseorang mengalami luka serius pada telapak kaki atau kakinya, setelah lukanya itu diobati, ia sering masih memerlukan latihan untuk belajar jalan kembali. Pengemis itu tidak memerlukan latihan. Tuhan menanamkan dalam otak laki-laki itu semua signal yang untuk dikirim ke ratusan otot untuk melakukan tugas rumit berjalan. Tidak heran jika Sidang itu belakangan berkata, "Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya" (4:16)!
Pada zaman kini banyak orang mengaku mampu menyembuhkan seperti yang rasul-rasul lakukan. Saya tidak meragukan bahwa mereka dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit tertentu. Dokter medis memberitahu kita bahwa banyak penyakit yang asalnya bersifat psikhosomatik. "Psikhosomatik" adalah gabungan kata Yunani untuk "pikiran" (psuche27) dengan kata Yunani untuk "tubuh" (soma). Mengatakan suatu penyakit adalah psikhosomatik bukan berarti orang yang punya masalah itu tidak benar-benar sakit, tetapi bahwa "semuanya itu ada dalam kepalanya." Lebih dari itu, konsep penyakit psikhosomatik mengakui bahwa hubungan pikiran dan tubuh begitu dekatnya sehingga apa yang mempengaruhi pikiran akan mempengaruhi juga tubuh. Apakah tidak benar bahwa ketika jasmani kita sakit, kita jadi lebih mudah murung? Dan apakah juga tidak benar bahwa jika kita merasa kecewa maka itu akan mempengaruhi jasmani kita—menimbulkan beragam masalah dari pusing sampai sakit perut? Pengaruh pikiran atas tubuh adalah lebih kuat daripada yang disadari banyak orang. Ada banyak kasus otentik tentang kebutaan psikhosomatik; ketulian psikhosomatik; lumpuh kaki psikhosomatik, bahkan juga lumpuh total psikhosomatik. Jika seseorang mengidap penyakit psikhosomatik, ia dapat disembuhkan oleh siapa saja yang dapat meyakinkan dia bahwa ia memiliki kuasa untuk menyembuhkan. (Dalam jenis penyembuhan ini, iman orang yang disembuhkan itu sangatlah penting). Lagi saya katakan bahwa saya tidak meragukan bahwa mereka yang disebut penyembuh pada zaman kini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit tertentu.
Apa yang saya ragukan adalah bahwa individu-individu ini dapat menyembuhkan sebagaimana para rasul menyembuhkan. Saya pernah menghadiri apa yang disebut dengan "pelayanan penyembuhan" dan telah banyak melihatnya di televisi. Saya belum pernah melihat apapun juga yang sedikit saja menyerupai apa yang pernah terjadi dekat gerbang Indah itu! Saya pernah melihat orang-orang melemparkan tongkat ketiak mereka dan dengan terhuyung-huyung melintasi panggung ... Saya pernah melihat orang-orang bangun dari kursi roda lalu berjalan dengan terseok-seok ... tetapi saya belum pernah melihat kaki yang remuk berubah normal di hadapan mata saya ... Saya belum pernah melihat orang yang sebelumnya tidak pernah jalan dapat berjalan dan berjingkrak-jingkrak. Catat ini: Allah masih bekerja hari ini dalam kehidupan kita, namun metode-Nya berbeda dengan yang di era Perjanjian Baru. Allah masih menolong kita agar sehat, namun Ia tidak lagi menghentikan hukum alam sebagaimana yang Ia lakukan sewaktu menyembuhkan laki-laki yang lumpuh itu. Pada zaman kini tidak satu orang pun yang mempunyai kuasa yang sama seperti yang Allah telah berikan kepada para rasul!28
TFTWMS: Kis 3:8 - Yang Berbahagia YANG BERBAHAGIA (Kis 3:8 b-11)
Marilah kita kembali ke kisah kita: Pengemis yang disembuhkan itu luar biasa bahagianya bahwa Petrus dan Yohanes meman...
YANG BERBAHAGIA (Kis 3:8 b-11)
Marilah kita kembali ke kisah kita: Pengemis yang disembuhkan itu luar biasa bahagianya bahwa Petrus dan Yohanes memang mempunyai kuasa yang kita sedang bicarakan. Martabat disisihkan; ia berjingkrak-jingkrak dan melompat-lompat seperti anak berumur empat tahun, padahal umurnya empat puluh tahun. Ayat 8 menyatakan bahwa ia "memuji Allah" untuk kesehatan yang baru saja ia dapatkan; ia mengenali sumber sejati penyembuhan itu. Sewaktu Petrus dan Yohanes mulai masuk ke Pelataran Wanita, ia tidak mau ketinggalan. "Ia ... mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah" (ay. 8b).
Mereka yang berkumpul untuk berdoa pastilah tercengang-cengang. Bayangkanlah reaksi Anda jika Minggu pagi yang akan datang, di tengah-tengah acara ibadah, seseorang berlari ke depan mimbar, berkeliling sambil berjingkrak-jingkrak dan melompat-lompat seperti orang gila, sambil berteriak, "Puji Allah!" Ketika pengemis itu menyeruak ke dalam Pelataran Wanita, pastilah timbul emosi yang meluap-luap. Pertama orang-orang itu merasa tidak senang: "Betapa beraninya orang gila itu mengganggu kekhidmatan acara doa ini!" Namun begitu, dengan segera, kejengkelan mereka berubah menjadi keterkejutan:
Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia29sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya (ay. 9, 10).
Ayat 11 berkata bahwa pengemis itu "tetap mengikuti Petrus dan Yohanes." Saya dapat membayangkan dia berpegangan terus pada rasul-rasul itu dan berteriak-teriak sehingga semua orang dapat mendengarnya: "Saya sedang duduk dimana saya selalu duduk, sambil meminta sedekah. Lalu orang ini menyuruh saya bangun dan berjalan. Lalu orang ini menegakkan saya—dan Allah menyembuhkan saya! Lihatlah buktinya!"
Selagi ia berjingrak-jingkrak naik-turun, ringisannya terlihat melebar dari kuping ke kuping, tidak seorang pun dapat meragukan bahwa sebuah mujizat telah terjadi. Saya dapat mendengar kegemparan orang banyak itu sambil melemparkan banyak pertanyaan kepada Petrus dan Yohanes, dan si pengemis. Berita tentang apa yang telah terjadi menyebar ke bagian lain Bait Allah,30dan orang banyak itu bertambah banyak, memadati Pelataran Wanita. Akhirnya, Petrus mengangkat tangannya dan memberi tanda agar semuanya mengikuti dia. Ia membawa mereka ke dalam Serambi Salomo, dimana ada tempat luas dan ia bisa didengar.31"Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, 32maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan33itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo"34(ay. 11).
Letak Serambi Salomo adalah di dalam dinding timur Pelataran Non-Yahudi. Panjangnya sekitar 183 meter dan lebarnya 18 meter. Serambi itu mempunyai dua lajur yang terdiri dari kolom-kolom setinggi 8 meter yang beratapkan kayu aras.35Yesus pernah melayani di situ (Yohanes 10:23), dan tempat ini menjadi tempat pertemuan yang paling disukai umat Kristen mula-mula (5:12). Di tempat ini Petrus dapat berdiri dimana ia dapat dilihat dan didengar suaranya.
Sebelumnya, beberapa utusan Yohanes Pembaptis telah diberitahu bahwa mereka akan mengetahui Mesias sudah tiba jika "orang lumpuh dapat berjalan" (band. Lukas 7:22; Matius 11:5). Ketika nabi Yesaya menulis tentang Era Mesias, ia berkata, "Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa" (Yesaya 35:6). Mereka yang berkumpul di Serambi Salomo telah melihat nubuatan itu digenapi dalam cara yang sangat luar biasa. Petrus mendapat perhatian penuh mereka,36mereka siap menerima pengajaran.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) SEBUAH KASUS PENYEMBUHAN (Kis 3:1-11)
Kita tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu sejak hari Pentakosta. Ringkasan pernyataan Lukas mengenai akti...
SEBUAH KASUS PENYEMBUHAN (Kis 3:1-11)
Kita tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu sejak hari Pentakosta. Ringkasan pernyataan Lukas mengenai aktivitas gereja mula-mula di akhir pasal 2 dapat mencakup rentang hari, minggu, bahkan bulan. Sekarang kisahnya dimulai dengan kisah penyembuhan yang menakjubkan. Dalam Kisah 2 Lukas menunjukkan bahwa, "rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda" (Kis. 2:43). Kisah 3 menceritakan tentang salah satu mujizat tersebut —tampaknya dicatat karena mempunyai dampak negatif terhadap para pemimpin Yahudi. Sampai dengan saat itu, umat Kristen "disukai semua orang" (Kis. 2:47). Di sini situasi tersebut mulai berubah. Penganiayaan yang Yesus telah katakan sebelumnya di Yohanes 15:20 mulai terjadi.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 3:1-11)
Dalam pelajaran kita selanjutnya kita akan mempelajari khotbah Petrus, tetapi untuk saat ini kita harus menutupnya dan membua...
KESIMPULAN (KIS 3:1-11)
Dalam pelajaran kita selanjutnya kita akan mempelajari khotbah Petrus, tetapi untuk saat ini kita harus menutupnya dan membuat aplikasinya ke atas diri kita. Sebelumnya saya telah menggunakan ungkapan yang jelas sekali untuk menggambarkan kondisi pengemis itu. Bagaimanakah reaksi Anda? Jika Anda belum menjadi orang Kristen, tidakkah pemikiran ini menghenyakkan Anda, "Rohani saya sama lumpuhnya seperti jasmani orang yang malang itu"? Selagi saya menggambarkan penyembuhan orang itu, tidakkah Anda sadar, "Saya juga membutuhkan pertolongan Tuhan untuk 'bangkit dan berjalan'" (3:26)?
Seperti halnya orang lumpuh itu, kebanyakan dari kita lebih suka meminta "recehan" kepada Tuhan, sedangkan Tuhan dapat memberi kita penyembuhan rohani! Masih ada kuasa dalam nama Yesus untuk menyembuhkan. Jika Anda belum mengakui nama-Nya yang Kudus dan belum dibaptis dalam nama-Nya, sekaranglah waktunya. Pada hari ini juga Anda dapat "melompat kegirangan" dan memuji Allah sebagaimana yang dilakukan oleh pengemis itu!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Beberapa tahun yang lalu saya memasukkan nama saya dalam daftar penerima surat dari seseorang yang dijuluki "penyembuh iman." Selama beberapa bulan ia mengirimkan saya benda-benda yang akan menjamin kesehatan dan kemakmuran hidup saya—jika saya bersedia memberi dia sumbangan. Di antara benda-benda tipu muslihatnya itu saya menerima pakaian penyembuh, minyak penyembuh, karpet untuk berdoa, dan lilin untuk berdoa. Namun yang paling saya suka adalah topi plastik untuk shower yang memiliki sketsa tangan. Surat yang menyertainya mengatakan bahwa "si penyembuh" telah meletakkan tangannya ke atas topi itu dan jika saya memakai topi itu di kepala saya, itu sama dengan "si penyembuh" itu telah meletakkan tangannya di atas kepala saya! Saya menyinggung masalah benda-benda itu untuk membedakan apa yang telah dilakukan oleh para rasul dengan apa yang dilakukan oleh "penyembuh-penyembuh" di zaman kini. Anda mungkin dapat menemukan benda-benda serupa yang digunakan oleh "penyembuh-penyembuh" itu di tempat Anda.
CATATAN KHOTBAH
Sudah pernah dikatakan bahwa argumentasi paling efektif untuk melawan apa yang disebut dengan mujizat-mujizat zaman kini adalah dengan membandingkan mujizat-mujizat dalam Alkitab dengan yang terjadi di zaman kini. Kisah 3 memberi Anda kesempatan untuk melakukan hal itu. Anda mungkin ingin mengkhotbahkan pelajaran yang membedakan contoh di Kisah 3 dengan apa yang disebut kasus-kasus penyembuhan zaman kini. Pengajaran Anda akan terpusat pada 3:1-11, namun Anda perlu juga menambahkan pelbagai rincian dari ayat-ayat lain dalam Kisah 3 dan 4 (3:12, 16; 4:7-10, 14, 15, 22; dll.).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Dalam teks dan catatan akhir pada pelajaran "Gereja Yang Saya Suka Menjadi Anggotanya," secara singkat kita telah mendis...
Catatan Akhir:
- 1 Dalam teks dan catatan akhir pada pelajaran "Gereja Yang Saya Suka Menjadi Anggotanya," secara singkat kita telah mendiskusikan masalah orang Kristen Yahudi mula-mula yang beribadah dalam Bait Allah. Meskipun benar bahwa Allah tidak mengungkapkan kehendak-Nya sekaligus dan memang ada banyak umat Kristen mula-mula yang tidak mengetahui hal itu, namun implikasinya adalah bahwa apa yang pertama kali diungkapkan adalah tentang bagaimana umat Kristen harus beribadah (2:42). Dalam Kisah 2 dan 3 tidak ada yang mendorong kita untuk menyimpulkan bahwa umat Kristen mula-mula bertekun dalam cara-cara ibadah ke-Yahudian yang berbeda. Setidak-tidaknya, penghancuran Bait Allah pada 70 M. secara efektif telah memutuskan ikatan apa saja yang masih melekat.
- 2 Beberapa otoritas berkata bahwa luas wilayah Bait Allah mencapai183 kilometer persegi.
- 3 Pelataran Wanita adalah daerah yang paling luas di dalam bagian kudus kompleks Bait Allah dimana kaum pria dan wanita Yahudi dapat berkumpul bersama untuk berdoa. Luasnya sekitar 61 meter persegi. (Lihat diagram Bait Allah pada bagian awal pelajaran ini untuk mengetahui seluk-beluk Bait Allah .)
- 4 Mazmur 55:17 mencatat bahwa Daud berdoa pada "petang, pagi, dan tengah hari." Daniel berdoa "tiga kali sehari" (Daniel 6:10), termasuk "persembahan korban petang hari" (Daniel 9:21). Imam mempersembahkan daging anak domba dua kali sehari (Keluaran 29:38-43), dan ukupan harus juga dibakar setiap pagi dan senja (Keluaran 30:1-10). Daging korban dan pembakaran ukupan kemungkinan dilakukan pada waktu yang bersamaan, dan orang-orang berkumpul di dalam Bait Allah, sewaktu hal itu sedang dikerjakan (Lukas 1:8-10). Ini tidak berarti orang Yahudi beranggapan bahwa inilah satu-satunya waktu bagi mereka untuk dapat berdoa, sebaliknya mereka percaya kepada nilai doa pada waktu yang telah ditentukan plus pada waktu-waktu lainnya.
- 5 Sedekah adalah bantuan kebajikan. Dalam ayat 3 NIV menulis "ia meminta uang dari mereka."
- 6 Pada masa itu ada tiga tempat utama untuk meminta sedekah: (1) Dekat gerbang orang kaya (seperti yang dilakukan Lazarus), (2) di jalan utama (seperti yang dilakukan Bartimeus), atau (3) dekat tempat-tempat untuk ibadah (seperti yang dilakukan laki-laki ini). Dalam agama Yahudi, memberi sedekah dianggap sebagai perbuatan berpahala, sehingga mereka yang datang ke dan pergi dari tempat ibadah agaknya akan dengan senang hati memberi sedekah.
- 7 Pengemis tidak akan dizinkan mendekati Bait Allah yang sebenarnya (yang di dalamnya terdapat Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus), dan di luar tembok kompleks Bait Allah bukanlah tempat yang tepat untuk mengemis. Di sisi lainnya, jalan masuk ke Pelataran Wanita akan menjadi tempat yang ideal untuk mengemis.
- 8 Josephus, dikutip oleh F.F. Bruce, The Book of the Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 77.
- 9 Ayat 7 menulis bahwa masalah orang ini ada pada "kaki dan mata kaki" nya. Beberapa orang menduga masalah dia adalah bahwa sendi-sendi mata kakinya tidak pernah berkembang.
- 10 Pada dasarnya tidak ada jenis pekerjaan di balik meja.
- 11 Jangan salah pahami saya. Saya tidak sedang mengurangi rasa simpati dan belas kasihan Petrus dan Yohanes, namun ratusan pengemis cacat boleh jadi telah disembuhkan oleh mereka. Harus ada beberapa alasan khusus mengapa laki-laki khusus ini dipilih pada kesempatan khusus juga.
- 12 Paling lambat ia harus sudah di Bait Allah pada jam 8:30 pagi. "Jam doa" pertama kira-kira pukul 9:00 pagi.
- 13 Setelah bertahun-tahun mengemis beberapa pengemis hidupnya menjadi makmur, namun kenyataan itu tidak terjadi atas laki-laki ini. Sewaktu disembuhkan, ia melonjak-lonjak kegirangan, ini menunjukkan bahwa kesembuhannya itu tidak melenyapkan cara mencari nafkah yang menguntungkan itu.
- 14 Untuk memperoleh rasa iba, para pengemis akan berusaha terlihat selemah mungkin.
- 15 Kita tidak diberitahu siapa yang membopong laki-laki lumpuh itu setiap hari. Mungkin teman-temannya. Mungkin juga orang-orang yang mencari nafkah dengan membawa para pengemis ke tempat-tempat mereka mengemis. Di sore hari orang-orang ini menerima persentase dari yang didapat para pengemis tersebut.
- 16 Ini terlihat dari hasratnya yang besar dalam mengantisipasi adanya sedekah dari Petrus dan Yohanes.
- 17 Para pengemis umumnya tidak punya tabungan dan setiap hari harus hidup dengan apa saja yang mereka peroleh pada hari itu.
- 18 Karena para rasul itu memusatkan diri mereka "untuk doa dan pelayanan firman (6:4), maka mereka tidak punya waktu untuk mencari nafkah. Mereka itu termasuk orang-orang yang harus disokong oleh anggota-anggota lainnya (2:45).
- 19 Karena dua cerita itu serupa, maka adalah mungkin bahwa beberapa penafsir menafsirkan cerita di Kisah 3 berdasarkan beberapa rincian cerita di Kisah 14. Bagaimanapun juga kisah itu adalah dua cerita yang sama sekali terpisah dengan pelbagai rincian yang berbeda.
- 20 Jika seseorang telah begitu putus asanya dalam mencari kesembuhan mujizatiah, sering kali dari sedikit yang masih ia miliki adalah imannya. Untuk menutupi kemunafikannya, tokoh-tokoh penipu keagamaan ini menyangkal satu dari sedikit hal yang membuat orang sakit ini tetap bertahan- imannya.
- 21 Kadangkala iman orang yang menerima mujizat disebutkan, namun kadangkala tidak. Kadangkala juga ada banyak petunjuk bahwa tidak ada iman pada orang yang menerima mujizat. Berapa besarkah iman yang dimiliki oleh Dorkas (Kisah 9)?
- 22 Keyakinan Petrus pada kesempatan ini dapat menyiratkan bahwa ini bukan untuk pertama kalinya seorang rasul menyembuhkan seseorang dalam nama Kristus namun ini hanya kasus pertama yang tercatat.
- 23 Tujuh tukang jampi Yahudi membuat kesalahan dengan berpikir seperti itu dan akhirnya melarikan diri ke jalan dengan bertelanjang diri (19:13-16).
- 24 Ia kemungkinan berada dalam Bait Allah selama hari-hari Yesus yang penuh kenangan di situ, apa lagi pada peristiwa Pentakosta.
- 25 Di sini Dr. Lukas memberi kita rincian klinisnya.
- 26 NIV menulis "ia melompat dengan kakinya."
- 27 Psuche adalah kata Yunani yang umumnya untuk "jiwa," namun dalam kata-kata seperti "psikologi" (pelajaran tentang pikiran) istilah itu digunakan untuk "pikiran."
- 28 Bagi beberapa orang, pernyataan seperti ini menunjukkan bahwa Allah tidak sekuat sewaktu di era Perjanjian Baru, atau pada zaman kini kita kehilangan sesuatu yang penting yang ada di era Perjanjian Baru. Pentingnya mujizat dalam kehidupan sehari-hari umat Kristen telah ditekankan secara berlebihan. Kemampuan untuk mengadakan mujizat tidak membuat mereka menjadi orang yang lebih baik atau menyiapkan mereka ke sorga (lihat surat 1 Korintus). Juga, pentingnya kesehatan jasmani telah dtekankan secara berlebihan. Tidak seorang pun dari kita ingin sakit, namun dalam sakit ada sesuatu yang berharga (Mazmur 119:71). Kita harus selalu ingat bahwa yang paling penting adalah kesehatan rohani, bukan kesehatan jasmani. Hari ini kita masih mempunyai segala hal tentang nilai permanen dalam agama Kristen.
- 29 NIV menulis "mereka mengenali dia."
- 30 Berita itu tersebar juga kepada para pemimpin Yahudi sebagaimana kita lihat di 4:1-4.
- 31 Lukas tidak memberitahu kita dengan tepat dimana segala sesuatunya terjadi dan bagaimanakah urutan persisnya peristiwa tersebut. Gambaran yang saya berikan adalah sebuah kemungkinan.
- 32 Naskah Roma melanjutkan bagian ini sebagai berikut, "Dan begitu Petrus dan Yohanes keluar, ia ikut keluar bersama mereka, sambil terus berpegangan kepada mereka." Saya telah membayangkan pengemis itu selagi ia menempel kepada rasul-rasul supaya ia dapat memberitahu orang lain apa yang mereka telah perbuat ke atas dirinya, dengan kata lain ia melakukan hal itu oleh karena rasa syukurnya. Beberapa orang mengetengahkan bahwa ia mungkin digerakkan oleh rasa khayali, yaitu ia takut jika mereka meninggalkan dia, maka keadaannya akan berbalik lagi seperti semula. Oleh karena yang ia puji adalah Allah dan bukan rasul-rasul itu, maka kemungkinan besar hal itu tidaklah demikian.
- 33 Lukas menyebutnya "yang disebut Serambi Salomo" sebab tradisi mengatakan bahwa tempat itu adalah bagian dari bait Salomo, tetapi tidak ada bukti kebenarannya. Kenyataannya, banyak bukti bahwa hal itu tidaklah benar. KJV mengacukan tempat ini sebagai "pelataran Salomo"; sedangkan NIV menulis "Barisan Pilar Salomo."
- 34 Terjemahan Barclay terbaca "mereka dalam keadaan yang benar-benar takjub" (William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. [Philadelphia, Pa.: Westminster Press, 1976], 33).
- 35 Bagian samping tempat ini terbuka menghadap ke Pelataran Non-Yahudi.
- 36 Perbedaan lain antara pelbagai peristiwa penyembuhan di zaman Perjanjian Baru dengan yang disebut kebaktian penyembuhan zaman kini adalah bahwa di abad pertama yang muncul pertama kali untuk menarik perhatian orang banyak dan untuk meneguhkan kesejatian rasul-rasul itu adalah mujizat; setelah itu rasul-rasul berkhotbah. Di zaman kini, yang pertama kali muncul umumnya adalah khotbah, yang tujuan utamanya kelihatannya untuk membangkitkan emosi bagi pelayanan penyembuhan; setelah itu baru pelayanan penyembuhan. Di zaman Perjanjian Baru, yang lebih penting adalah khotbah. Di zaman kini, yang kelihatannya lebih penting adalah penyembuhan.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi